Senin, 10 Juni 2013

pencandraan puring Codiaeum variegatum









KATA PENGANTAR

Puji dan syukur saya panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan berkatNya sehingga saya dapat menyelesaikan Laporan praktikum pencandraan tanama ini. Pada dasarnya, tujuan dibuatnya Laporan ini adalah untuk memenuhi salah satu syarat dalam mengikuti Ujian laboratorium Struktur Perkembangan Tumbuhan 1.
Terima kasih saya ucapkan untuk asisten pembimbing yang membimbing dalam pengerjaan laporan ini, sehingga laporan ini dapat terselesaikan.
Saya sadar bahwa dalam penyusunan laporan ini masih banyak kekurangan dan hal-hal yang perlu disempurnakan, oleh sebab itu saya sangat mengharapkan kritik dan saran dari para pembaca demi sempurnanya laporan ini.




Makassar, November 2012
Penulis


      Olivia Datu Parung



DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN……………………………………………………….1
KATA PENGANTAR…………………………………………………………….2
DAFTAR ISI………………………………………………………………………3
BAB I PENDAHULUAN
            I.1 Latar Belakang…………………………………………………………5
            I.2 Tujuan………………………………………………………………….6
            I.3 Alasan Memilih Judul………………………………………………….6
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
II.1 Tinjauan umum………………………………………………………..7
II.2 Tinjauan khusus……………………………………………………….8
 II.2.1 Aspek botani…………………………………………………..8
 II.2.2 Aspek ekologi………………………………………..………..9
 II.2.3 Aspek ekonomi………………………………….…………….9
 II.2.4 Aspek reproduksi dan penyerbukan…………………….……10
BAB III KUNCI DETERMINAN DAN KLASIFIKASI
III.1 Kunci determinasi…………………………………………………..12
III.2 Klasifikasi…………………………………………………………..12
BAB IV PENCANDRAAN (DESCRIPTIO)
IV.1 Pencandraan umum…………………………………………………13
IV. 2 Pencandraan khusus………………………………………………..14


BAB V  KESIMPULAN DAN SARAN
            V.1      Kesimpulan………………...…………………………………….17
            V.2      Saran……………………………….………….………………….18
DAFTAR PUSTAKA…………………………………………..………………..19


BAB I
PENDAHULUAN

I.1 Latar Belakang
Puring Codiaeum variegatum merupakan tanaman asli Indonesia, tepatnya dari Kepulauan Maluku. Tanaman ini diminati sebagai tanaman hias karena keindahan daunnya. Daun Puring terkenal dengan bentuk yang bermacam-macam dan warna yang bermacam-macam pula. Kadangkala dalam satu pohon, warna yang timbul di daunnya bisa mencapai 4 warna bahkan lebih (Rizal, 2011).
Dari Indonesia, puring menyebar ke berbagai negara diantaranya Thailand yang banyak menghasilkan Puring varian baru atau puring hibridan yang mempunyai bentuk yang indah, Selain itu  di Florida banyak sekali dibiakkan puring varian baru yang dengan nama-nama berbau Amerika. Di Indonesia, demam puring terjadi pada antara tahun 2009-2010 dimana sampai ada satu varian puring yang harganya sampai 100 Jutaan. Saat ini harga puring di pasaran mulai normal kecuali puring langka atau puring-puring mutasi (Rizal, 2011).
Puring biasanya akan menghasilkan warna-warna yang cerah apabila mendapat paparan sinar matahari yang penuh. Sedangkan apabila ditanam di daerah yang teduh biasanya warnanya cenderung akan gelap. Puring termasuk tanaman  cukup yang cukup liar karena tahan terhadap kekeringan. Bahkan apabila terlalu banyak mendapat air, kadang puring merontokkan daunnya (Rizal, 2011).
 Kelebihan dari Puring Codiaeum variegatum adalah kemampuannya untuk menyerap zat–zat polutan. Bersama dengan lidah mertua Sanseivera, puring ditanam orang di pinggir jalan untuk mengurangi polusi. Beberapa jenis puring juga digunakan sebagai lalapan, tapi bisa juga digunakan sebagai obat pencahar. Perbanyakan puring sangat gampang, tinggal dipotong kemudian ditancapkan dalam tanah. Apabila ingin kepastian berhasilnya tinggi, maka puring bisa dicangkok. Bunga puring jarang sekali berhasil menjadi buah, karena sangat jarang bunga jantan dan betina muncul bersamaan (Marmadilon, 2012).
Adanya bunga  jantan dan betina ini yang membuat Puring relatif mudah untuk disilangkan. Oleh karena itulah saya tertarik untuk mengamati keragaman tanman puring.

I.2  Tujuan
            Tujuan dilakukannya percobaan mengenai pencandraan puring Codiaeum variegatum  yaitu :
1.   Untuk mengetahui capa penyanderaan pada tanaman puring Codiaeum variegatum
2.   Untuk mengetahui kunci determinan dan klasifikasi tanaman puring Codiaeum variegatum
3.   Untuk mengetahui morfologi tanaman puring Codiaeum variegatum

I.3 Alasan Memilih Judul
Alasan penulis memilih tanaman puring Codiaeum variegatum  sebagai judul laporan pencandraan, karena tanaman ini memiliki banyak keuntungan dalam aspek kesehatan maupun dalam aspek estetika.

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

II.1 Tinjauan Umum
            Suatu jenis makhluk hidup yang baru ditemukan harus dicandra terlebih dahulu. Mencandra adalah mengidentifikasi atau mendeskripsi ciri-ciri suatu makhluk hidup yang akan diklasifikasi. Untuk mencandra atau mengidentifikasi makhluk hidup yang baru saja dikenal, kita memerlukan alat pembanding. Alat pembanding tersebut dapat berupa gambar, spesimen (awetan hewan atau tumbuhan), hewan atau tumbuhan yang sudah diketahui namanya, serta kunci identifikasi. Kunci identifikasi disebut juga kunci determinasi (Steenis, 2003).
Kunci identifikasi atau kunci determinasi pertama kali diperkenalkan oleh Carolus Linnaeus. Namun, sebenarnya Jean Baptiste de Lamarck-lah yang menggunakan kunci modern untuk tujuan identifikasi. Salah satu kunci identifikasi adalah kunci analisis menggunakan ciri taksonomi yang saling berlawanan. Tiap langkah dalam kunci tersebut dinamakan kuplet yang terdiri atas dua bait pernyataan atau lebih. Kedua bait tersebut berisi dua ciri yang saling berlawanan sehingga disebut kunci dikotomis . Jika salah satu ciri ada yang cocok dengan ciri makhluk hidup yang diidentifikasi, ciri atau alternatif lainnya gugur (Steenis, 2003).
Dalam menggunakan kunci determinasi, setiap spesies yang akan diidentifikasi dihadapkan pada dua ciri-ciri morfologi yang salah satunya paling sesuai dengan spesies tersebut. Apabila sudah diperoleh ciri-ciri yang sesuai dengan spesies tersebut, kita kemudian menuju ciri-ciri berikutnya sesuai dengan angka yng tercantum di belakang ciri-ciri tersebut. Demikian seterusnya, sampai diperoleh nama spesies tersebut (Steenis, 2003).

II.2 Tinjauan Khusus
II.2.1Aspek Botani
Merupakan tanaman hias di pekarangan rumah bentuk dan warna daun yang sangat bervariasi. Beragam kultivar telah dikembangkan dengan variasi warna dari hijau, kuning, jingga, merah,ungu, serta campurannya. Bentuk daun pun bermacam-macam ada yang memanjang, oval, tepi bergelombang, helainya terputus-putus, dan sebagainya. Secara botani, puring adalah kerabat jauh singkong serta kastuba. Ciri yang sama adalah batangnya menghasilkan lateks berwarnaputih pekat dan lengket (Rahma, 2009).
Menurut Rahma (2009), Puring merupakan tanaman perdu atau pohon kecil, tinggi 1,5 – 3 meter. Daun sangat variabel, bentuk dan warnanya yaitu memanjang , bentuk lanset, bentuk pita, tepi rata, berlekuk, berbagi tiga, berlipat, helaian daun terputus oleh bagian tulang daun tengah yang hijau, kuning, merah warna-warni. Daun penumpu tidak ada. Tanaman berumah satu, bunga dalam tandan panjang dan berkelamin satu. Bunga jantan terkumpul dalam kelompok, tangkai bunga sehalus rambut dan panjang, daun kelopak lima, segi tiga, melengkung membalik, melekat pada pangkalnya, daun mahkota sangat kecil, benang sari 15-35, lepas, tertancap di dalam tonjolan dasar bunga yang pipih dan melekuk. Bunga betina berdiri sendiri sepanjang sumbu tandan, bertagkai pendek dan tebal; kelopak berlekuk lima, bakal buah bentuk kerucut, tangkai putik melekat di bawah, ketiga cabang keujung semakin tipis. Buah bentuk bola, membentuk kedalam dua kendaga seperti katup.

II.2.2 Aspek Ekologi
Habitat puring Codiaeum variegatum ada didaerah tropis yang cocok dengan lingkungan dengan cahaya matahari penuh sepanjang hari. Namun pada dasarnya puring Codiaeum variegatum mampu beradaptasi dengan mudah di semua lingkungan sehingga banyak ditemukan hampir disemua daerah di Indonesia (Big, 2009).
Penyebaran jenis tanaman ini sebenarnya sangat luas, mulai dari India, Asia Tenggara, Australia dan negara tropis di Amerika Latin. Kepulauan Maluku di Indonesia diklaim sebagai habitat puring yang beredar berabad tahun yang lalu. Tanaman ini tumbuh dan tersebar dari daerah beriklim panas hingga daerah subtropika (Big, 2009).
Keistimewaan lain, puring terbukti sebagai antipolutan ampuh. Hasil penelitian Ir Suparwoko, MURP, PhD,  dari Jurusan Arsitektur FTSP,  Universitas
Islam Indonesia, Yogyakarta, croton paling baik dalam menyerap timbal dibanding beringin dan tanjung. Puring mampu menyerap 2,05 mg/l timbal, beringin (1,025 mg/l), dan tanjung (0,505 mg/l) (Hery, 2008).

II.2.3 Aspek Ekonomi
Menurut Hery (2008), tanaman puring Codiaeum variegatum atau croton termasuk yang banyak dicari orang. Keanekaragaman jenis puring pada sebagian penduduk tak dihiraukan, karena banyak penduduk yang tidak mengetahui bahwa tanaman puring ini memiliki nilai ekonomi yang tinggi. Setidaknya bagi para pecinta dan pengoleksi tanaman puring ini memberikan kesenangan sendiri melalui hobbinya. Tanpa disadari dengan kita mengoleksi beraneka jenis tanaman puring , kita telah melakukan penyelamatan terhadap populasi tanaman puring ini. Tanaman puring dengan mudah dapat dilestarikan dan juga dapat mudah tumbuh dimana saja.
Harga jual puring bervariasi, mulai dari puluhan ribu rupiah hingga ratusan ribu rupiah. Harga yang dibandrol untuk satu jenis puring berbeda-beda, tergantung pada kelas dan kualitas tanaman. Dari sejumlah transaksi tanaman puring, minat pasar terhadap puring lokal justru lebih tinggi dibanding jenis puring impor (Hery, 2008).

II.2.4 Aspek Reproduksi Dan Penyerbukan
Puring bisa diperbanyak secara generatif pakai biji. Tetapi dengan alasan efektivitas waktu, cara vegetatif lebih banyak diterapkan. Cangkok dianggap paling pas untuk mengembangbiakkan tanaman ini. Persentase keberhasilan cangkok lebih tinggi dibandingkan dengan perbanyakan cara lain. Cara ini pun relatif lebih cepat. Kalau dicangkok calon tanaman baru masih mendapat suplai hara dari tanaman induk sehingga akarnya bisa cepat tumbuh. Kalau disetek calon tanaman tidak memperoleh paskoan hara sehingga akar lama munculnya (Hery, 2008).
Okulasi alias tempel mata tunas juga bisa jadi pilihan. Cara ini tergolong efektif dan cepat. Cocok diterapkan untuk memperbanyak puring langka dan sedang diminati. Semisal puring kura – kura. Umumnya memakai batang bawah puring murah Sementara mata tempelnya adalah puring mahal. Mata tempel dipilih yang sehat dan masih aktif. Ditandai dengan warna hijau kecoklatan dan nampak segar berair. Mata tunas yang mati biasanya berwarna hitam (Hery, 2008).
 

BAB III
KUNCI DETERMINASI DAN KLASIFIKASI

III.1 Kunci Determinasi
1b...2b...3b...4b...6b...7b...9b...10b...11b...12b...13b...14a...15a...
golongan 8. Tanaman dengan daun tunggal
...10b...119b...121b...124b...125b... Family Euphorbiaceae

Sumber: Flora, Cornelis Gijsbert Gerrit Jan van Steenis, dkk.


III.2 Klasifikasi
            Klasifikasi dari tanaman puring sebagai berikut:
Kingdom         : Plantae (Tumbuhan)
Subkingdom    : Tracheobionta (Tumbuhan berpembuluh)
Super Divisi    : Spermatophyta (Menghasilkan biji)
Divisi               : Magnoliophyta (Tumbuhan berbunga)
Kelas               : Magnoliopsida (berkeping dua / dikotil)
Sub Kelas        : Rosidae
Ordo                : Euphorbiales
Famili              : Euphorbiaceae
 Genus             : Codiaeum
Spesies            : Codiaeum variegatum.
Sumber            :  Taksonomi Tumbuhan Umum, 1991
               Gembong Tjitrosoepomo.

BAB IV
PENCANDRAAN (DESCRIPTIO)

IV. Pencandraan Umum
Secara garis besar ada empat jenis puring, yaitu Meidum baill, Pictum hook, Croton pictus lood, dan phylovren lour. Jenis yang paling umum diperdagangkan adalah Croton. Varietas puring yang terkenal adalah puring nuri C. variegatum ’Miami’, puring gelatik C. variegatum ‘Belvalen’, puring ketapang C. variegatum ‘Miami’, puring banci C. variegatum ‘Imperialis’, Poring bor C. variegatum ‘Jan Bier, puring buntut ayam C. variegatum ‘Majestic’, Puring jet C. variegatum ‘exotica’, cactus tiang/petung C. variegatum ‘Majestic’, dan cactus gendong C. variegatum ‘Mac Art’ dan lain-lain (Mitto, 2011).
Bentuk daun tanaman puring bervariasi, ada yang berbentuk pita yang panjangnya 5 cm – 30 cm, elips, oblong, bulat, hingga seperti ujung tombak. Permukaan daun ada yang rata, bergelombang, dan berpilin. Warna daun juga bervariasi, ada yang berwarna hijau tua polos dan ada pula yang memiliki lebih dari tiga macam warna dengan variasi hijau, coklat, merah, biru dan kuning. Coraknya ada yang berbintik-bintik, bergaris-garis, dan belang-belang. Daun dan tangkainya memiliki getah berwarna bening hingga putih. Bunga telanjang dengan benang sari yang banyak dan tersusun berangkai dalam satu tangkai bunga. Batang berkayu dan bergetah, tinggi mencapai 3 meter dan memiliki percabangan yang banyak (Mitto, 2011).


IV. 2 Pencandraan Khusus
1.      Daun (Folium)
Bentuk daun tanaman puring sangat bervariasi, ada yang berbentuk bulat telur (ovatus), lonjong (oblongus), jorong (ellipticus) dan ada juga yang berbentuk pita (Linear). Masing-masing daun mempunyai corak dan warna yang berbeda-beda. Tepi daun puring ada yang rata, bergelombang dan berpilin. Ujung daun puring ada yang berbentuk runcing (acutus), tumpul (obtusus) dan meruncing (acuminatus). Daun puring tersusun berselang-seling atau saling berhadapan dan duduk pada ruas batang tanaman. Daun yang masih muda akan selalu berwarna hijau cerah. Seiring dengan perkembangannya, daun-daun baru ini akan berubah warnanya sesuai dengan jenisnya (Mitto, 2011).
Ciri khas puring adalah dengan perkembangan tanaman ini warna daun muda akan berbeda dengan warna daun tua. Akibatnya akan terjadi perpaduan warna yang sangat indah. Daun puring mengandung senyawa saponin, flavanoida, dan polivenol. Inilah penyebab mengapa tanaman ini kadang-kadang dimanfaatkan sebagai obat tradisional (Mitto, 2011).


Keterangan:
1)      Apex (Ujung daun)
2)      Costa (Ibu tangkai daun)
3)      Margo folii (Tepi daun)
4)      Nervis lateralis (Cabang tulang daun)
5)      Petiolus (Tangkai daun)

1.      Akar (Radix)
Karakter akar puring adalah akar serabut (radix adventicia). Akar ini dapat menentukan kesehatan tanaman. Dengan akar yang memiliki banyak rambut, puring berkesempatan untuk tumbuh secara cepat. Pada puring, akar yang sehat berwarna putih. Bila cukup kuat, akar tersebut mampu menahan terpaan angin (Mitto, 2011).
 
 

Keterangan :
1.      Serabut akar (Fibrilla radicalis)
2.      Leher akar atau pangkal akar (Collum)
3.      Bulu akar atau rambut akar (Pilus radicalis)
4.      Tudung akar (Calyptra)

1.      Batang (Caulis)
Bentuk batang Puring ada dua macam yaitu bulat dan bersudut. Pertumbuhan batang tegak dan menjulang keatas dengan percabangan banyak. Seperti tanaman Euphorbiaceae lainnya, batang puring bergetah. Semakin lama umur tanaman maka batang akan berkayu dan mengeras (Mitto, 2011).
 
Keterangan:
1)                  Tangkai (Petiolus)
2)                  Batang (Caulis)



BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN

IV.1 Kesimpulan
            Kesimpulan yang dapat ditarik dari laporan pencandraan Puring Codiaeum variegatum, yaitu:
1.   Pencandraan pada suatu tumbuhan membantu kita untuk lebih mengenal suatu tumbuhan, baik dari segi morfologinya dan manfaatnya.
2.   Kunci determinasi pada Eceng gondok Eichornia crassipes adalah sebagai berikut: 1b...2b...3b...4b...6b...7b...9b...10b...11b...12b...13b...14a...15a...
golongan 8. Tanaman dengan daun tunggal ...10b...119b...121b...124b...125b... Family Euphorbiaceae
Sumber: Flora, Cornelis Gijsbert Gerrit Jan van Steenis, dkk

Klasifikasi dari tanaman puring sebagai berikut:
Kingdom                : Plantae (Tumbuhan)
Subkingdom           : Tracheobionta (Tumbuhan berpembuluh)
Super Divisi            : Spermatophyta (Menghasilkan biji)
Divisi                      : Magnoliophyta (Tumbuhan berbunga)
Kelas                       : Magnoliopsida (berkeping dua / dikotil)
Sub Kelas               : Rosidae
Ordo                       : Euphorbiales
Famili                      :
Euphorbiaceae
 Genus                    :
Codiaeum
Spesies                    : Codiaeum variegatum.
Sumber:  Taksonomi Tumbuhan Umum, 1991
        Gembong Tjitrosoepomo.

3.   Bentuk daun tanaman puring bervariasi, ada yang berbentuk pita yang panjangnya 5 cm – 30 cm, elips, oblong, bulat, hingga seperti ujung tombak. Permukaan daun ada yang rata, bergelombang, dan berpilin. Warna daun juga bervariasi, ada yang berwarna hijau tua polos dan ada pula yang memiliki lebih dari tiga macam warna dengan variasi hijau, coklat, merah, biru dan kuning. Coraknya ada yang berbintik-bintik, bergaris-garis, dan belang-belang. Daun dan tangkainya memiliki getah berwarna bening hingga putih. Batang berkayu dan bergetah, tinggi mencapai 3 meter dan memiliki percabangan yang banyak.

IV.2 Saran
            Sebaiknya jenis bunga yang dideskripsikan jenis bunga yang lengkap agar dalam pembuatan deskripsi tidak memakan waktu yang lama. Pemberian waktu pengerjaan laporan pencandraan agar lebih diefisienkan demi kesempurnaan  laporan pencandraan ini.




 DAFTAR PUSTAKA

Big, 2009. Kelebihan Bunga Puring. http:// puringcantik.blogspot.com. diakses pada hari Minggu, tanggal 11 November 2012, pukul 14.00 WITA, Makassar.

Hery.2008. Kota Tanaman Puring. http://sensasp.wordpress.com. diakses pada hari Minggu, tanggal 11 November 2012, pukul 15.45 WITA, Makassar.

Marmadilon, 2012. Puring (Croton). http://puring-croton.blogspot.com. diakses pada hari Minggu, tanggal 11 November 2012, pukul 15.30 WITA, Makassar.

Mitto, 2011. Puring Sejuta Warna Sejuta Manfaat. http://mittho-floweris.blogspot.com. diakses pada hari Minggu, tanggal 11 November 2012, pukul 15.00 WITA, Makassar.

Rizal, 2011. Tanaman Puring dan Manfaatnya. http://puring-croton.blogspot.co.id. diakses pada hari Minggu, tanggal 11 November 2012, pukul 15.15 WITA, Makassar.

Tjitrosoepomo, Gembong. 1991. Taksonomi Tumbuhan Umum. Gadjah Mada University Press, Yogyakarta.

Van Steenis, Cornelis Gijsbert Gerrit Jan, D. den Hoed,  S. Bloembergen, P. J. Eyma, 2003. Flora. Pradnya Paramita, Jakarta.