KATA PENGANTAR
Puji
dan syukur saya panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan
berkatNya sehingga saya dapat menyelesaikan Laporan praktikum pencandraan
tanama ini. Pada dasarnya, tujuan dibuatnya Laporan ini adalah untuk memenuhi
salah satu syarat dalam mengikuti Ujian laboratorium Struktur Perkembangan
Tumbuhan 1.
Terima
kasih saya ucapkan untuk asisten pembimbing yang membimbing dalam pengerjaan
laporan ini, sehingga laporan ini dapat terselesaikan.
Saya sadar bahwa dalam penyusunan laporan ini masih banyak kekurangan dan hal-hal yang perlu disempurnakan, oleh sebab itu saya sangat mengharapkan kritik dan saran dari para pembaca demi sempurnanya laporan ini.
Saya sadar bahwa dalam penyusunan laporan ini masih banyak kekurangan dan hal-hal yang perlu disempurnakan, oleh sebab itu saya sangat mengharapkan kritik dan saran dari para pembaca demi sempurnanya laporan ini.
Makassar, November 2012
Penulis
Penulis
Olivia
Datu Parung
DAFTAR ISI
LEMBAR PENGESAHAN……………………………………………………….1
KATA
PENGANTAR…………………………………………………………….2
DAFTAR
ISI………………………………………………………………………3
BAB I
PENDAHULUAN
I.1 Latar
Belakang…………………………………………………………5
I.2
Tujuan………………………………………………………………….6
I.3 Alasan Memilih
Judul………………………………………………….6
BAB II TINJAUAN
PUSTAKA
II.1 Tinjauan umum………………………………………………………..7
II.2
Tinjauan khusus……………………………………………………….8
II.2.1 Aspek botani…………………………………………………..8
II.2.2 Aspek ekologi………………………………………..………..9
II.2.3 Aspek ekonomi………………………………….…………….9
II.2.4 Aspek reproduksi dan penyerbukan…………………….……10
BAB III KUNCI DETERMINAN DAN KLASIFIKASI
III.1 Kunci determinasi…………………………………………………..12
III.2 Klasifikasi…………………………………………………………..12
BAB
IV PENCANDRAAN (DESCRIPTIO)
IV.1 Pencandraan umum…………………………………………………13
IV. 2 Pencandraan khusus………………………………………………..14
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
V.1 Kesimpulan………………...…………………………………….17
V.2
Saran……………………………….………….………………….18
DAFTAR PUSTAKA…………………………………………..………………..19
BAB
I
PENDAHULUAN
I.1
Latar Belakang
Puring Codiaeum
variegatum merupakan tanaman asli Indonesia, tepatnya dari Kepulauan
Maluku. Tanaman ini diminati sebagai tanaman hias karena keindahan daunnya.
Daun Puring terkenal dengan bentuk yang bermacam-macam dan warna yang
bermacam-macam pula. Kadangkala dalam satu pohon, warna yang timbul di daunnya
bisa mencapai 4 warna bahkan lebih (Rizal, 2011).
Dari Indonesia, puring menyebar ke berbagai
negara diantaranya Thailand yang banyak menghasilkan Puring varian baru atau
puring hibridan yang mempunyai bentuk yang indah, Selain itu di Florida
banyak sekali dibiakkan puring varian baru yang dengan nama-nama berbau
Amerika. Di Indonesia, demam puring terjadi pada antara tahun 2009-2010 dimana
sampai ada satu varian puring yang harganya sampai 100 Jutaan. Saat ini harga
puring di pasaran mulai normal kecuali puring langka atau puring-puring mutasi
(Rizal, 2011).
Puring biasanya akan menghasilkan
warna-warna yang cerah apabila mendapat paparan sinar matahari yang penuh.
Sedangkan apabila ditanam di daerah yang teduh biasanya warnanya cenderung akan
gelap. Puring termasuk tanaman cukup yang cukup liar karena tahan
terhadap kekeringan. Bahkan apabila terlalu banyak mendapat air, kadang puring
merontokkan daunnya (Rizal, 2011).
Kelebihan dari Puring Codiaeum variegatum adalah kemampuannya untuk menyerap zat–zat
polutan. Bersama dengan lidah mertua Sanseivera,
puring ditanam orang di pinggir jalan untuk mengurangi polusi. Beberapa jenis
puring juga digunakan sebagai lalapan, tapi bisa juga digunakan sebagai obat
pencahar. Perbanyakan puring sangat gampang, tinggal dipotong kemudian
ditancapkan dalam tanah. Apabila ingin kepastian berhasilnya tinggi, maka
puring bisa dicangkok. Bunga puring jarang sekali berhasil menjadi buah, karena
sangat jarang bunga jantan dan betina muncul bersamaan (Marmadilon, 2012).
Adanya bunga jantan dan betina ini
yang membuat Puring relatif mudah untuk disilangkan. Oleh karena itulah saya
tertarik untuk mengamati keragaman tanman puring.
I.2 Tujuan
Tujuan dilakukannya
percobaan mengenai pencandraan puring Codiaeum variegatum yaitu :
1. Untuk mengetahui capa penyanderaan pada tanaman
puring Codiaeum variegatum
2. Untuk mengetahui kunci determinan dan klasifikasi
tanaman puring Codiaeum variegatum
3.
Untuk
mengetahui morfologi tanaman puring Codiaeum variegatum
I.3 Alasan Memilih Judul
Alasan penulis memilih tanaman puring Codiaeum
variegatum sebagai judul
laporan pencandraan, karena tanaman ini memiliki banyak keuntungan dalam aspek
kesehatan maupun dalam aspek estetika.
BAB II
TINJAUAN
PUSTAKA
II.1 Tinjauan Umum
Suatu
jenis makhluk hidup yang baru ditemukan harus dicandra terlebih dahulu.
Mencandra adalah mengidentifikasi atau mendeskripsi ciri-ciri suatu makhluk
hidup yang akan diklasifikasi. Untuk mencandra atau mengidentifikasi makhluk
hidup yang baru saja dikenal, kita memerlukan alat pembanding. Alat pembanding
tersebut dapat berupa gambar, spesimen (awetan hewan atau tumbuhan), hewan atau
tumbuhan yang sudah diketahui namanya, serta kunci identifikasi. Kunci
identifikasi disebut juga kunci determinasi (Steenis, 2003).
Kunci identifikasi atau kunci determinasi pertama kali diperkenalkan oleh Carolus
Linnaeus. Namun, sebenarnya Jean Baptiste de Lamarck-lah yang menggunakan kunci
modern untuk tujuan identifikasi. Salah satu kunci identifikasi adalah kunci
analisis menggunakan ciri taksonomi yang saling berlawanan. Tiap langkah dalam
kunci tersebut dinamakan kuplet yang terdiri atas dua bait pernyataan atau
lebih. Kedua bait tersebut berisi dua ciri yang saling berlawanan sehingga
disebut kunci dikotomis . Jika salah satu ciri ada yang cocok dengan ciri
makhluk hidup yang diidentifikasi, ciri atau alternatif lainnya gugur (Steenis,
2003).
Dalam menggunakan kunci determinasi,
setiap spesies yang akan diidentifikasi dihadapkan pada dua ciri-ciri morfologi
yang salah satunya paling sesuai dengan spesies tersebut. Apabila sudah
diperoleh ciri-ciri yang sesuai dengan spesies tersebut, kita kemudian menuju
ciri-ciri berikutnya sesuai dengan angka yng tercantum di belakang ciri-ciri
tersebut. Demikian seterusnya, sampai diperoleh nama spesies tersebut (Steenis,
2003).
II.2 Tinjauan Khusus
II.2.1Aspek Botani
Merupakan tanaman hias di pekarangan rumah bentuk
dan warna daun yang sangat bervariasi. Beragam kultivar telah dikembangkan dengan variasi warna dari hijau, kuning, jingga,
merah,ungu, serta campurannya. Bentuk daun pun bermacam-macam ada yang
memanjang, oval, tepi bergelombang, helainya terputus-putus, dan sebagainya. Secara botani, puring adalah kerabat jauh singkong serta kastuba. Ciri yang sama adalah
batangnya menghasilkan lateks berwarnaputih pekat dan lengket (Rahma, 2009).
Menurut Rahma (2009), Puring merupakan
tanaman perdu atau pohon kecil, tinggi 1,5 – 3 meter. Daun sangat variabel,
bentuk dan warnanya yaitu memanjang , bentuk lanset, bentuk pita, tepi rata,
berlekuk, berbagi tiga, berlipat, helaian daun terputus oleh bagian tulang daun
tengah yang hijau, kuning, merah warna-warni. Daun penumpu tidak ada. Tanaman
berumah satu, bunga dalam tandan panjang dan berkelamin satu. Bunga jantan
terkumpul dalam kelompok, tangkai bunga sehalus rambut dan panjang, daun
kelopak lima, segi tiga, melengkung membalik, melekat pada pangkalnya, daun
mahkota sangat kecil, benang sari 15-35, lepas, tertancap di dalam tonjolan
dasar bunga yang pipih dan melekuk. Bunga betina berdiri sendiri sepanjang
sumbu tandan, bertagkai pendek dan tebal; kelopak berlekuk lima, bakal buah
bentuk kerucut, tangkai putik melekat di bawah, ketiga cabang keujung semakin
tipis. Buah bentuk bola, membentuk kedalam dua kendaga seperti katup.
II.2.2 Aspek Ekologi
Habitat puring Codiaeum variegatum ada didaerah tropis yang cocok dengan
lingkungan dengan cahaya matahari penuh sepanjang hari. Namun pada dasarnya
puring Codiaeum variegatum mampu
beradaptasi dengan mudah di semua lingkungan sehingga banyak ditemukan hampir
disemua daerah di Indonesia (Big, 2009).
Penyebaran jenis tanaman ini sebenarnya
sangat luas, mulai dari India, Asia Tenggara, Australia dan negara tropis di
Amerika Latin. Kepulauan Maluku di Indonesia diklaim sebagai habitat puring
yang beredar berabad tahun yang lalu. Tanaman ini tumbuh dan tersebar dari
daerah beriklim panas hingga daerah subtropika (Big, 2009).
Keistimewaan lain,
puring terbukti sebagai antipolutan ampuh. Hasil penelitian Ir Suparwoko, MURP,
PhD, dari Jurusan Arsitektur FTSP, Universitas
Islam Indonesia, Yogyakarta, croton
paling baik dalam menyerap timbal dibanding beringin dan tanjung. Puring mampu
menyerap 2,05 mg/l timbal, beringin (1,025 mg/l), dan tanjung (0,505 mg/l)
(Hery, 2008).
II.2.3 Aspek Ekonomi
Menurut Hery (2008), tanaman puring Codiaeum
variegatum atau croton termasuk yang banyak dicari orang. Keanekaragaman
jenis puring pada sebagian penduduk tak dihiraukan, karena banyak penduduk yang
tidak mengetahui bahwa tanaman puring ini memiliki nilai ekonomi yang tinggi.
Setidaknya bagi para pecinta dan pengoleksi tanaman puring ini memberikan
kesenangan sendiri melalui hobbinya. Tanpa disadari dengan kita mengoleksi
beraneka jenis tanaman puring , kita telah melakukan penyelamatan terhadap
populasi tanaman puring ini. Tanaman puring dengan mudah dapat dilestarikan dan
juga dapat mudah tumbuh dimana saja.
Harga jual puring bervariasi, mulai dari
puluhan ribu rupiah hingga ratusan ribu rupiah. Harga yang dibandrol untuk satu
jenis puring berbeda-beda, tergantung pada kelas dan kualitas tanaman. Dari
sejumlah transaksi tanaman puring, minat pasar terhadap puring lokal justru
lebih tinggi dibanding jenis puring impor (Hery, 2008).
II.2.4 Aspek
Reproduksi Dan Penyerbukan
Puring bisa diperbanyak secara generatif
pakai biji. Tetapi dengan alasan efektivitas waktu, cara vegetatif lebih banyak
diterapkan. Cangkok dianggap paling pas untuk mengembangbiakkan tanaman ini.
Persentase keberhasilan cangkok lebih tinggi dibandingkan dengan perbanyakan
cara lain. Cara ini pun relatif lebih cepat. Kalau dicangkok calon tanaman baru
masih mendapat suplai hara dari tanaman induk sehingga akarnya bisa cepat
tumbuh. Kalau disetek calon tanaman tidak memperoleh paskoan hara sehingga akar
lama munculnya (Hery, 2008).
Okulasi alias tempel mata tunas juga bisa
jadi pilihan. Cara ini tergolong efektif dan cepat. Cocok diterapkan untuk
memperbanyak puring langka dan sedang diminati. Semisal puring kura – kura.
Umumnya memakai batang bawah puring murah Sementara mata tempelnya adalah
puring mahal. Mata tempel dipilih yang sehat dan masih aktif. Ditandai dengan
warna hijau kecoklatan dan nampak segar berair. Mata tunas yang mati biasanya
berwarna hitam (Hery, 2008).
BAB
III
KUNCI
DETERMINASI DAN KLASIFIKASI
III.1 Kunci Determinasi
1b...2b...3b...4b...6b...7b...9b...10b...11b...12b...13b...14a...15a...
golongan
8. Tanaman dengan daun tunggal
...10b...119b...121b...124b...125b...
Family Euphorbiaceae
Sumber: Flora, Cornelis Gijsbert Gerrit Jan van Steenis, dkk.
III.2 Klasifikasi
Klasifikasi
dari tanaman puring sebagai berikut:
Kingdom : Plantae (Tumbuhan)
Subkingdom : Tracheobionta (Tumbuhan berpembuluh)
Super Divisi : Spermatophyta (Menghasilkan biji)
Divisi : Magnoliophyta (Tumbuhan berbunga)
Kelas : Magnoliopsida (berkeping dua / dikotil)
Sub Kelas : Rosidae
Ordo : Euphorbiales
Famili : Euphorbiaceae
Genus : Codiaeum
Spesies : Codiaeum variegatum.
Super Divisi : Spermatophyta (Menghasilkan biji)
Divisi : Magnoliophyta (Tumbuhan berbunga)
Kelas : Magnoliopsida (berkeping dua / dikotil)
Sub Kelas : Rosidae
Ordo : Euphorbiales
Famili : Euphorbiaceae
Genus : Codiaeum
Spesies : Codiaeum variegatum.
Sumber :
Taksonomi
Tumbuhan Umum, 1991
Gembong Tjitrosoepomo.
BAB IV
PENCANDRAAN
(DESCRIPTIO)
IV. Pencandraan Umum
Secara
garis besar ada empat jenis puring, yaitu Meidum baill, Pictum hook, Croton
pictus lood, dan phylovren lour. Jenis yang paling umum diperdagangkan adalah
Croton. Varietas puring yang terkenal adalah puring nuri C. variegatum ’Miami’, puring gelatik C. variegatum ‘Belvalen’, puring ketapang C. variegatum ‘Miami’, puring banci C. variegatum ‘Imperialis’, Poring bor C. variegatum ‘Jan Bier, puring buntut ayam C. variegatum ‘Majestic’, Puring jet C. variegatum ‘exotica’, cactus tiang/petung C. variegatum ‘Majestic’, dan cactus gendong C. variegatum ‘Mac Art’ dan lain-lain (Mitto, 2011).
Bentuk
daun tanaman puring bervariasi, ada yang berbentuk pita yang panjangnya 5 cm –
30 cm, elips, oblong, bulat, hingga seperti ujung tombak. Permukaan daun ada
yang rata, bergelombang, dan berpilin. Warna daun juga bervariasi, ada yang
berwarna hijau tua polos dan ada pula yang memiliki lebih dari tiga macam warna
dengan variasi hijau, coklat, merah, biru dan kuning. Coraknya ada yang
berbintik-bintik, bergaris-garis, dan belang-belang. Daun dan tangkainya
memiliki getah berwarna bening hingga putih. Bunga telanjang dengan benang sari
yang banyak dan tersusun berangkai dalam satu tangkai bunga. Batang berkayu dan
bergetah, tinggi mencapai 3 meter dan memiliki percabangan yang banyak (Mitto,
2011).
IV. 2 Pencandraan Khusus
1. Daun (Folium)
Bentuk daun tanaman puring sangat
bervariasi, ada yang berbentuk bulat telur (ovatus), lonjong (oblongus), jorong
(ellipticus) dan ada juga yang berbentuk pita (Linear). Masing-masing daun
mempunyai corak dan warna yang berbeda-beda. Tepi daun puring ada yang rata,
bergelombang dan berpilin. Ujung daun puring ada yang berbentuk runcing
(acutus), tumpul (obtusus) dan meruncing (acuminatus). Daun puring tersusun
berselang-seling atau saling berhadapan dan duduk pada ruas batang tanaman.
Daun yang masih muda akan selalu berwarna hijau cerah. Seiring dengan
perkembangannya, daun-daun baru ini akan berubah warnanya sesuai dengan
jenisnya (Mitto, 2011).
Ciri khas puring adalah dengan perkembangan tanaman
ini warna daun muda akan berbeda dengan warna daun tua. Akibatnya akan terjadi
perpaduan warna yang sangat indah. Daun puring mengandung senyawa saponin,
flavanoida, dan polivenol. Inilah penyebab mengapa tanaman ini kadang-kadang
dimanfaatkan sebagai obat tradisional (Mitto, 2011).
Keterangan:
1)
Apex (Ujung
daun)
2)
Costa (Ibu
tangkai daun)
3)
Margo folii
(Tepi daun)
4)
Nervis lateralis
(Cabang tulang daun)
5)
Petiolus
(Tangkai daun)
1. Akar (Radix)
Karakter akar puring adalah akar serabut (radix adventicia). Akar ini dapat menentukan kesehatan tanaman.
Dengan akar yang memiliki banyak rambut, puring berkesempatan untuk tumbuh
secara cepat. Pada puring, akar yang sehat berwarna putih. Bila cukup kuat,
akar tersebut mampu menahan terpaan angin (Mitto, 2011).
Keterangan :
1.
Serabut akar (Fibrilla radicalis)
2.
Leher akar
atau pangkal akar (Collum)
3.
Bulu akar atau
rambut akar (Pilus radicalis)
4.
Tudung akar (Calyptra)
1. Batang (Caulis)
Bentuk batang Puring ada dua macam yaitu bulat dan bersudut.
Pertumbuhan batang tegak dan menjulang keatas dengan percabangan banyak.
Seperti tanaman Euphorbiaceae lainnya, batang puring bergetah. Semakin
lama umur tanaman maka batang akan berkayu dan mengeras (Mitto, 2011).
Keterangan:
1)
Tangkai (Petiolus)
2)
Batang (Caulis)
BAB
V
KESIMPULAN
DAN SARAN
IV.1
Kesimpulan
Kesimpulan yang
dapat ditarik dari laporan pencandraan Puring Codiaeum variegatum, yaitu:
1. Pencandraan
pada suatu tumbuhan membantu kita untuk lebih mengenal suatu tumbuhan, baik
dari segi morfologinya dan manfaatnya.
2. Kunci
determinasi pada Eceng gondok Eichornia crassipes adalah sebagai berikut: 1b...2b...3b...4b...6b...7b...9b...10b...11b...12b...13b...14a...15a...
golongan 8. Tanaman
dengan daun tunggal ...10b...119b...121b...124b...125b... Family Euphorbiaceae
Sumber:
Flora,
Cornelis Gijsbert Gerrit Jan van Steenis, dkk
Klasifikasi dari
tanaman puring sebagai berikut:
Kingdom :
Plantae (Tumbuhan)
Subkingdom : Tracheobionta (Tumbuhan
berpembuluh)
Super Divisi : Spermatophyta (Menghasilkan biji)
Divisi : Magnoliophyta (Tumbuhan berbunga)
Kelas : Magnoliopsida (berkeping dua / dikotil)
Sub Kelas : Rosidae
Ordo : Euphorbiales
Famili : Euphorbiaceae
Genus : Codiaeum
Spesies : Codiaeum variegatum.
Super Divisi : Spermatophyta (Menghasilkan biji)
Divisi : Magnoliophyta (Tumbuhan berbunga)
Kelas : Magnoliopsida (berkeping dua / dikotil)
Sub Kelas : Rosidae
Ordo : Euphorbiales
Famili : Euphorbiaceae
Genus : Codiaeum
Spesies : Codiaeum variegatum.
Sumber: Taksonomi
Tumbuhan Umum, 1991
Gembong Tjitrosoepomo.
3. Bentuk
daun tanaman puring bervariasi, ada yang berbentuk pita yang panjangnya 5 cm –
30 cm, elips, oblong, bulat, hingga seperti ujung tombak. Permukaan daun ada
yang rata, bergelombang, dan berpilin. Warna daun juga bervariasi, ada yang
berwarna hijau tua polos dan ada pula yang memiliki lebih dari tiga macam warna
dengan variasi hijau, coklat, merah, biru dan kuning. Coraknya ada yang
berbintik-bintik, bergaris-garis, dan belang-belang. Daun dan tangkainya
memiliki getah berwarna bening hingga putih. Batang berkayu dan bergetah,
tinggi mencapai 3 meter dan memiliki percabangan yang banyak.
IV.2
Saran
Sebaiknya jenis bunga yang
dideskripsikan jenis bunga yang lengkap agar dalam pembuatan deskripsi tidak
memakan waktu yang lama. Pemberian waktu pengerjaan laporan pencandraan agar
lebih diefisienkan demi kesempurnaan
laporan pencandraan ini.
DAFTAR PUSTAKA
Big, 2009. Kelebihan Bunga Puring. http:// puringcantik.blogspot.com. diakses pada hari Minggu, tanggal 11 November 2012, pukul
14.00 WITA, Makassar.
Hery.2008. Kota
Tanaman Puring. http://sensasp.wordpress.com. diakses
pada hari Minggu, tanggal 11 November 2012, pukul 15.45 WITA, Makassar.
Marmadilon, 2012. Puring (Croton). http://puring-croton.blogspot.com. diakses pada hari Minggu, tanggal 11
November 2012, pukul 15.30 WITA, Makassar.
Mitto, 2011. Puring Sejuta Warna Sejuta Manfaat. http://mittho-floweris.blogspot.com. diakses pada hari Minggu, tanggal 11 November 2012,
pukul 15.00 WITA, Makassar.
Rizal, 2011. Tanaman Puring dan Manfaatnya. http://puring-croton.blogspot.co.id. diakses pada hari Minggu, tanggal 11 November
2012, pukul 15.15 WITA, Makassar.
Tjitrosoepomo, Gembong. 1991. Taksonomi Tumbuhan Umum. Gadjah Mada University Press, Yogyakarta.